Kitab Ihya’ Ulumudin di Bakar Abul Hasan bin Ali Harzahim

Kitab Ihya’ Ulumudin di Bakar Abul Hasan bin Ali HarzahimRutinan setiap hari Ahad Legi di Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Punggur Lampung Tengah di gelar kembali. Zona hijau telah ditetapkan pembatasan sudah dibebaskan, kegiatan pengajian rutin kembali dilaksanakan. Jamaah berdatangan dari berbagai kalangan, kerinduan akan pengajian rutin tampak jelas di raut wajah para jamaah.
KH. Muchtar Ghozali Saat Memberikan Tausiyah

Acara yang di gelar setiap Ahad Legi ini meliputi beberapa rangkaian acara. Diawali dengan khataman qur’an, pembacaan Albarjanji, Istighozah dan pembacaan tahlil yang kemudian dilanjutkan dengan tausiyah.

Jika pengajian sebelumnya KH. Muchtar Ghpzali membacakan kitab Wasiyatul Mustofa, maka pada pertemuan Ahad Legi ini membacakan kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghazali.

Pada awal tausiyahnya Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Kecamatan Punggur Lampung Tengah ini berpesan kepada seluruh jamaah hadir terlebih juga kepada seluruh santri. “ Jangan sampai engkau mencari ilmu hanya karena dunia, carilah ilmu semata-mata karena Allah, jika kau mencari ilmu karena dunia maka kamu akan tertipu di kemudian hari.” 
Jamaah Pengajian saat pembacaan Asrokal

Dilanjutkan dengan kisah kitab Ihya Ulumudin yang akan di bakar oleh Abul Hasan bin Ali Harzahim seorang yang meragukan kebenaran isi kandungan kitab karangan Imam Al-Ghazali tersebut.

Dikisahkan, Abul Hasan bin Ali Harzahim setelah merasa ragu akan keaslian isi kitab tersebut maka mengumpulkan seluruh warga kota untuk mengumpulkan salinan kitab Ihya’ Ulumudin. 

“ Kepada seluruh warga kota yang masih menyimpan Salinan kitab Ihya’ Ulumudin segera kumpulkan di balai pertemuan” Perintah Abul Hasan kepada warga kota.

Di sore hari Abul Hasan bin Ali Harzahim merasa kelelahan dan istirahat tidur. Di dalam tidurnya dia bermimpi berada di sebuah masjid dan bertemu dengan Nabi Muhammad Saw juga keempat sahabat Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali, hadir juga di masjid tersebut Imam Al Ghazali.

“Orang ini ya Nabi Muhammad, yang telah membenci dan memusuhiku, jika saya salah dalam menulis kitab Ihya’ Ulumudin maka aku akan langsung bertobat, namun jika tidak salah maka hanya keberkahan dan keridhoanmu yang saya harapkan, dan masukan diriku kedalam golongan orang-orang yang mengikuti sunahmu.” Sergah Imam Al Ghazali.

Lembar demi lembar kitab tersebut di periksa oleh Nabi dan diteruskan oleh para sahabat. “ Demi Allah ynag mengutusmu dan membimbingmu, ini benar-benar sesuatu yang baik,” Ucap Rasulullah.

Setelah selesai memeriksa isi kitab kemudian Nabi memberi hukuman kepada Abul Hasan dengan cambukan karena telah menuduh dan memfitnah  Imam Ghazali dengan beberapa cambukan.

Pada cambukan kelima, Abu Bakar Ash-Shiddiq menginterupsi Rasulullah. Ia membelanya karena tak tega melihat Abul Hasan Ali bin Harzahim. “Demi Allah, Ya Rasulullah, Abul Hasan Ali bin Harzahim adalah orang yang telah menjaga hadis dan sunahmu. Ia menyangka ada penyelewengan yang menimpa hadismu. Sayangnya prasangkanya salah. Ia adalah hamba yang mulia,” ucap Abu Bakar.

Saat terbangun dari tidurnya Abul Hasan bin Ali Harzahim merasakan nyeri di punggung sebelah kiri tidak ada bekas cambukan tersebut namun rasa sakit tersebut cukup lama dirasakan. Kelak rasa sakit itu akan sembuh setelah bermimpi dengan Nabi dan mengusapnya.

Demikian cerita KH. Muchtar Ghazali tentang kisah keraguan Abul Hasan bin Ali Harzahim atas kitab Ihya’ Ulumudin. Dalam akhir ceritanya berpesan kepada seluruh jamaah yang hadir, agar jangan mudah memberi keputusan akan sesuatu jika tidak mengetahui kebenarannya.

“ Jika kita akan menilai hasil karya seseorang carilah kebenaran terlebih dahulu jangan langsung menghukumi dengan hokum yang salah”. pungkasnya padaakhir tausiyah.   


Demikian Informasi yang dapat admin bagikan terkait pengajian rutin Ahad Legi di Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Punggur Lampung Tengah. Yang mengankat sebuah kisah Kitab Ihya’ Ulumudin di Bakar Abul Hasan bin Ali Harzahim.  

Semoga bermanfaat, Terimakasih .... Wassalam ..... San3kalongbm

2 Comments

  1. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah abul hasan bin ali harzahim tersebut
    Seperti pesan beliau Abah yai Muhtar bahwa jangan mengambil keputusan jika belum mengetahui kebenarannya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post